Secara administratif, Danau Tendetung yang memiliki panjang kurang lebih 2,5 Km dan lebar variasi 600-800 meter ini berada di Kecamatan Totikum Selatan yang mencakup wilayah tiga desa yaitu Desa Peley, Kanali, dan Desa Tobungku.
Menurut Anto Scout, pemandu lokal yang kerap membawa tamu ke Danau Tendetung, mengatakan danau ini mempunyai keunikan tersendiri.
Air danaunya pada bulan-bulan tertentu kadang naik dan kadang turut atau surut.
Saat surut, yang nampak kelokan sungai yang oleh masyarakat setempat disebut 101 Kelokan.
“Nah posisi sekarang sudah mau naik air danaunya bang,” terang Anto kepada TravelPlus Indonesia.
Keunikan lainnya, lanjut Anto, Danau Tendetung memiliki legenda atau cerita rakyat tersendiri.
Media online banggaipost.com pernah menulis kalau dari penuturan beberapa penduduk lokal yang tinggal di sekitar lokasi danau,
Danau Tendetung adalah reinkarnasi dari sebuah ‘kisah cinta terlarang’ antara Sundano dan Kokiap di Desa Kanali.
Hubungan asmara keduanya tidak direstui oleh kedua orang tua dan kemudian mereka melarikan diri dengan menggunakan perahu.
Konon, adanya 101 kelokan di sepanjang danau tersebut terbentuk karena perahu yang dipakai mereka tersebut.